Assalamualaikum Wr. Wb
Hello Say untuk kawan semua. di pagi menjelang waktu perbaikan nilai ini, yap benar lebih tepatnya SP (Semester Pendek) saya akan mencoba memberi sedikit motivasi untuk kita semua, khususnya para mahasiswa yang sedang aktif kuliah. seperti yang kita semua sadari sekarang adalah waktunya pengumuman hasil dari kerja keras kita selama 1 semester. dimana banyak rumah sakit yang siap sedia menawarkan obat sakit jantungnya untuk para mahasiswa yang saat ini juga sedang berdebar keras menunggu nilai akhir kuliahnya.
Saat ini ada beragam nilai yang keluar, mulai dari A-E, ada beragam ekspresi yang terlukis, mulai dari kegembiraan, canggung, senang, susah, sedih dan berbagai ekspresi lainnya. selain dari pada itu, ada hal yang wajib kita sadari, apapun hasil yang kita dapat, entah itu A,B,C,D,E. Anggap saja perbedaan nilai dari A-E itu adalah pelangi, yang mewarnai IP kita.
yang dapat saya ekspresikan hari ini beragam pula bentuknya, terkadang sedih, terkadang juga senang. sedih mendapat nilai E yang tak pernah di dapatkan di semester-semester sebelumnya, senang mendapat nilai A yang tak pernah di raih di semester-semester sebelumnya juga. untuk itu, Untuk yang sedang bersedih khususnya, akan saya jabarkan mengenai nilai yang kita dapatkan saat ini.
"A". Nilai Thomas Alva Edosin.
Ketika dapat "A" bukan berarti 100% kita akan menjadi orang sukses, semua tergantung pribadi masing-masing. perlu kita ketahui tidak mudah mendapat nilai tersebut, harus belajar sehari semalam, jungkir balik dahulu, nangis darah karena jarang tidur, mandi keringat karena usaha besar dan masih banyak lagi hal kecut yang telah di telan. Di balik hasil yang sempurna pasti akan ada pengorbanan yang sempurna pula. mungkin juga muncul sosok lain dibalik raihan nilai A tersebut, bisa tokoh yang kita kagumi bahkan ibu kita sendiri. layaknya seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. Ibunya pun membaca kertas tersebut yang berisi, "Tommy, anak ibu, sangat bodoh. Kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah." Sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, "anak saya Tommy, bukan anak bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia." Tommy kecil adalah Thomas Alva Edison yang kita kenal sekarang, salah satu penemu terbesar di dunia. Dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju. Siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? jawabannya adalah ibunya! Ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya. hingga si thomas bisa berhasil dalam karirnya.
Ketika dapat "A" bukan berarti 100% kita akan menjadi orang sukses, semua tergantung pribadi masing-masing. perlu kita ketahui tidak mudah mendapat nilai tersebut, harus belajar sehari semalam, jungkir balik dahulu, nangis darah karena jarang tidur, mandi keringat karena usaha besar dan masih banyak lagi hal kecut yang telah di telan. Di balik hasil yang sempurna pasti akan ada pengorbanan yang sempurna pula. mungkin juga muncul sosok lain dibalik raihan nilai A tersebut, bisa tokoh yang kita kagumi bahkan ibu kita sendiri. layaknya seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. Ibunya pun membaca kertas tersebut yang berisi, "Tommy, anak ibu, sangat bodoh. Kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah." Sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, "anak saya Tommy, bukan anak bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia." Tommy kecil adalah Thomas Alva Edison yang kita kenal sekarang, salah satu penemu terbesar di dunia. Dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju. Siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? jawabannya adalah ibunya! Ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya. hingga si thomas bisa berhasil dalam karirnya.
"B". Nilai Ludwig Van Beethoven.
Saat meraih B Bukan berarti nilai yang tanggung dan patut di sesali berlarut larut, karena "B" bisa kita jadikan cambuk untuk meraih A di semester selanjutnya. jika kita mengira B adalah nilai yang harus di banting banting karena sangat tanggung untuk yang lebih sempurna yaitu si A. maka kita telah membunuh peluang untuk memunculkan niat belajar dan peluang lain yang lebih sempurna dari pada sekedar nilai A. Jika kita mengenal seorang wanita yang sedang hamil yang telah mempunyai 8 anak, 3 di antaranya tuli, 2 buta, 1 mengalami gangguan mental dan wanita itu sendiri mengidap sipilis, apakah kita akan menyarankannya untuk menggugurkan kandungannya? Jika kita menjawab ya, maka kita baru saja membunuh salah satu komponis termahsyur di dunia. Karena anak yang dikandung oleh sang ibu tersebut adalah Ludwig Van Beethoven. Ketika Beethoven berumur di ujung 20an, tanda-tanda ketuliannya mulai tampak, tapi akhirnya ia menjadi Komponis yang terkenal dengan karya 9 simfoni, 32 sonata piano, 5 piano concerto, 10 sonata untuk piano dan biola, serangkaian kuartet gesek yang menakjubkan, musik vokal, musik teater, dan banyak lagi.
Saat meraih B Bukan berarti nilai yang tanggung dan patut di sesali berlarut larut, karena "B" bisa kita jadikan cambuk untuk meraih A di semester selanjutnya. jika kita mengira B adalah nilai yang harus di banting banting karena sangat tanggung untuk yang lebih sempurna yaitu si A. maka kita telah membunuh peluang untuk memunculkan niat belajar dan peluang lain yang lebih sempurna dari pada sekedar nilai A. Jika kita mengenal seorang wanita yang sedang hamil yang telah mempunyai 8 anak, 3 di antaranya tuli, 2 buta, 1 mengalami gangguan mental dan wanita itu sendiri mengidap sipilis, apakah kita akan menyarankannya untuk menggugurkan kandungannya? Jika kita menjawab ya, maka kita baru saja membunuh salah satu komponis termahsyur di dunia. Karena anak yang dikandung oleh sang ibu tersebut adalah Ludwig Van Beethoven. Ketika Beethoven berumur di ujung 20an, tanda-tanda ketuliannya mulai tampak, tapi akhirnya ia menjadi Komponis yang terkenal dengan karya 9 simfoni, 32 sonata piano, 5 piano concerto, 10 sonata untuk piano dan biola, serangkaian kuartet gesek yang menakjubkan, musik vokal, musik teater, dan banyak lagi.
"C" Nilai Soichiro Honda.
Hampir semua mahasiswa memandang nilai C adalah nilai yang buruk, tapi ada juga mahasiswa yang memandang nilai C sebagia nilai yang alhamdulillah lumayan untuk aman-amanan saja. bagi sebagian mahasiswa dengan nilai C kita sudah dapat melaju ke mata kuliah selanjutnya, dan bagi sebagian mahasiwa yang notabenna adalah anak-anak cerdas bagai einstein C adalah nilai yang memalukan. tapi ada tapinya, bersukurlah mendapat nilai C, C bukan berarti nilai monster, C bukan berarti bahwa nilai yang terlampau buruk, seseorang yang cinta akan jurusan dan mata kuliahnya, ia tidak akan putus asa dan bersedih saat sekedar mendapat nilai C. Soichiro Honda pernah berkata "Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda," Bagi Honda, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti profesi dan bidang kita. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. "Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya", tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru. Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin.
5 Resep keberhasilan Honda yang dapat kita petik :1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.2. khususkan waktu memperbaiki nilai jelek yang kita dapatkan.3. Senangilah mata kuliah dan buat kondisi kuliah kita senyaman mungkin.4. Carilah irama ngampus yang lancar dan harmonis.5. Selalu ingat pentingnya perbaikan dan kerja sama.
"D". Nilai Adam Khoo.
Nilai anak yang kerjaannya cuma main game dan nonton TV. nilai ini sudah banyak makan korban di kalangan mahasiswa, karena nilai D tidak sedikit mahasiswa tiba-tiba down mentalnya, ada juga yang mungkin seketika merasa malas untuk kuliah karena mendapat nilai tersebut. kata sebagian mahasiswa nilai tersebut juga nilai sangat menakutkan, karena nilai tersebut di artikan sebagai cermin keburukan. tapi, lagi-lagi tapi. lihat,analisis dan jadikan nilai D sebagai alarm yang dapat membangunkan dari tidur nyenyak kita, Nilai ini adalah nilai adam Khoo, Dia adalah orang Singapura. Waktu kecil, ia adalah penggemar berat games dan TV. Sehari, ia bisa berjam-jam di depan TV. Baik main PS atau nonton TV. Adam Khoo pun dikenal sebagai anak bodoh. Ketika kelas 4 SD, ia dikeluarkan dari sekolah. Ia pun masuk ke SD terburuk di Singapura. Ketika akan masuk SMP, ia ditolak oleh 6 SMP terbaik di sana. Akhirnya ia bisa masuk ke SMP terburuk di Singapura. Begitu terpuruknya prestasi akademisnya, tapi lama kelamaan membaik justru karena cemoohan teman-temannya, hingga akhirnya memperoleh kesuksesan di dunia bisnis. Prestasi Adam di dunia bisnis ditandai pada saat Adam berusia 26 tahun. Ia telah memiliki 4 bisnis dengan total nilai omset per tahun US$ 20 juta. Kisah bisnis Adam dimulai ketika ia berusia 15 tahun. Ia berbisnis music box. Bisnis berikutnya adalah bisnis training dan seminar. Pada usia 22 tahun, Adam Khoo adalah trainer tingkat nasional di Singapura. Klien-kliennya adalah para manager dan top manager perusahaan-perusahaan di Singapura. Bayarannya mencapai US$ 10.000 per jam.
Nilai anak yang kerjaannya cuma main game dan nonton TV. nilai ini sudah banyak makan korban di kalangan mahasiswa, karena nilai D tidak sedikit mahasiswa tiba-tiba down mentalnya, ada juga yang mungkin seketika merasa malas untuk kuliah karena mendapat nilai tersebut. kata sebagian mahasiswa nilai tersebut juga nilai sangat menakutkan, karena nilai tersebut di artikan sebagai cermin keburukan. tapi, lagi-lagi tapi. lihat,analisis dan jadikan nilai D sebagai alarm yang dapat membangunkan dari tidur nyenyak kita, Nilai ini adalah nilai adam Khoo, Dia adalah orang Singapura. Waktu kecil, ia adalah penggemar berat games dan TV. Sehari, ia bisa berjam-jam di depan TV. Baik main PS atau nonton TV. Adam Khoo pun dikenal sebagai anak bodoh. Ketika kelas 4 SD, ia dikeluarkan dari sekolah. Ia pun masuk ke SD terburuk di Singapura. Ketika akan masuk SMP, ia ditolak oleh 6 SMP terbaik di sana. Akhirnya ia bisa masuk ke SMP terburuk di Singapura. Begitu terpuruknya prestasi akademisnya, tapi lama kelamaan membaik justru karena cemoohan teman-temannya, hingga akhirnya memperoleh kesuksesan di dunia bisnis. Prestasi Adam di dunia bisnis ditandai pada saat Adam berusia 26 tahun. Ia telah memiliki 4 bisnis dengan total nilai omset per tahun US$ 20 juta. Kisah bisnis Adam dimulai ketika ia berusia 15 tahun. Ia berbisnis music box. Bisnis berikutnya adalah bisnis training dan seminar. Pada usia 22 tahun, Adam Khoo adalah trainer tingkat nasional di Singapura. Klien-kliennya adalah para manager dan top manager perusahaan-perusahaan di Singapura. Bayarannya mencapai US$ 10.000 per jam.
"E" Nilai Albert Einstein.
Tidak hanya mahasiswa, bahkan para dosen dan manusia yang masih bernyawa lainnya mengannggap bahwa E adalah nilai kehancuran. hampir 100% mahasiswa, (data dari survei sendiri) mengaku bahwa nilai E adalah akhir dari segalanya, tak berguna, dan habislah kita. tapi bagiku, mendapat nilai E bukan akhir dari segala galanya. selama udara masih bisa di hembus dalam nafas, selagi belati masih bisa di hunus setelah di asah, mari jadikan E sebagia nilai yang dapat menempa kita, Nilai E bukan berarti kita tidak bisa bekerja, atau sulit mencari kerja. jadikan E sebagai bahan koreksi segala kesalahan di semester tersebut, dan kita jadikan E sebagai pacuan penyadar bahwa sukses berawal dari bawah, DARI DASAR, DARI 0. mari kita ambil contoh Albert Einstein. Kisah singkat tentang perjalananan hidupnya mungkin bisa sebagai bahan cerita yang dapat memberikan kita motivasi. Seseorang yang sering mengalami kegagalan di masa mudanya namun berakhir sebagai salah satu genius sepanjang masa. Tahu apa rahasianya? Dia tidak pernah menyerah. Siapa yang bisa menyangka ternyata pada masa-masa awal dia bersekolah, Einstein bahkan pernah dianggap oleh beberapa guru mengalami gangguan mental. Itu karena dia selalu saja berdiam diri, duduk di belakang kelas sembari tersenyum-senyum sendiri.
"Orang-orang tidak gagal, mereka hanya berhenti untuk mencoba."
Pada tahun 1900 ketika Albert Einstein telah lulus dari Polytechnic dan mendapatkan diploma guru Matematika dan Fisika, dia menghabiskan masa frustasi dua tahun setelahnya untuk mencari pekerjaan yang tak kunjung di dapatnya. Namun lihatlah, pada tahun 1908 dia bahkan dianggap sebagai seorang pemimpin di bidang sains. Dan tahun-tahun berikutnya dia menjadi professor di beberapa universitas. Dan hingga masa sekarang ini, siapa sih yang nggak mengenal Albert Einstein? Merujuk dari kegagalan Einstein hingga kesuksesannya yang luar biasa, kenapa kita tidak bisa menjadi seperti dia? Menjadikan kegagalan sebagai kunci penyemangat menggapai kesuksesan kita. Memandang kegagalan itu sebagai sebuah celah, hingga yang dapat memisahkannya dengan keberhasilan hanyalah dari cara kita memandang dan tindakan yang akan kita ambil mengenainya. Hal itulah yang akan membuat perbedaan.